RSS

JINGGA (Prolog)

Ku sebut dia Jingga.
Karena dia seindah warna jingga di senja hari.
Dia memberikan keceriaan dan senyuman untukku.
Di kala sakit yang mendera begitu tajam, senyumannya menjadi obat untukku.
Perhatian tak pernah berhenti mengalir untukku pagi, siang dan malam. Saat ku didekatnya atau jauh darinya.
Perhatiannya mengalir deras melebihi yang seharusnnya ku dapat darinya.
Simpatinya begitu hangat kurasa, tak pernah kurasakan semua itu dari "dia" yang seharusnya memberikan itu padaku.
Ketika luka tajam mengagah di hatiku, bekas torehan "Dia" yang tanpa rasa bersalah melakukannya.
Jingga menghapus tangisanku, dengan nada lembut terdengar dari bibir tipisnya menyemangatiku untuk terus berjalan tanpa harus memperdulikan "Dia".
Apa yang Jingga lakukan padaku membuatku merasa istimewa, hal yang tidak pernah ku dapat selama 2tahun terakhir ini.

Malam itu, aku putuskan menutup luka yang sedang mengangah. Rasa sakit yang teramat membuat dadaku sesak dan air mata mengalir deras. sampai-sampai malam itu terlalu berat untuk dilewati.
Tak pernah ku sangka hari itu datang begitu cepat, tapi itulah keputusan yang harus aku ambil agar luka itu tak semakin membesar di hati.
Dengan sangat tegas aku bertanya pada "Dia" apakah semuanya ini perlu disudahi? dan IYA jawaban "Dia". Nafas panjang kuhela sejenak dan menetes air mataku namun kukatakan "Aku merelakanmu pergi".
Ya malam itu menjadi awal baru unntukku dan Jingga

To Be Continue . . .