RSS

JINGGA (Aku Benci Jingga, Aku Benci Jingga)

Mungkin benar kalau ada kata-kata "cinta timbul karena sering bersama", dan itu yang terjadi denganku dan Jingga saat itu. Terlalu sering bersama membuat aku semakin hari semakin merasa nyaman dan mencintainya. Perhatiannya, candanya dan tawanya selalu membuat hari-hariku menjadi indah.
Kebersamaan kita membuat iri orang banyak di sekitarku, dan membuatku tersenyum bangga ketika banyak orang melihat Jingga datang menjemputku dan dengan lembutnya membukakan pintu mobilnya untukku. Wow, benar-benar perasaan yang luar biasa.
Hal itu terus berlanjut sampai dua bulan, selama dua bulan itu aku melihat tidak pernah berkurangnya perhatian dan sayang Jingga terhadapku, dan semakin ku yakin Jingga juga memiliki rasa yang sama denganku. Berharap dalam waktu dekat Jingga menyatakan cinta padaku dan aku akan dengan senang hati menjawab IYA.
Namun ternyata sampai pada hari dimana aku dan dia akan terpisah jarak Jingga belum mengungkapkan rasa sayangnya padaku, namun aku tetap percaya Jingga akan lakukan itu suatu hari nanti.

Waktupun semakin bergulir, aku dan Jingga kini terpisah jarak, tak lagi sesering dulu untuk bertemu, namun komunikasi kami tetap terjalin seperti dulu. Dan aku percaya waktu dimana Jingga akan menembakku akan segera datang.
Ku curi-curi kesempatan itu agar aku bisa bertemu dia di mall, di kampus atau dimanapun. Dan itu terjalin begitu indahnya membuat hari-hari benar-benar indah bersama Jingga.
Namun sangat disayangkan akhir-akhir ini Jingga mulai terlihat sibuk dengan kegiatan kampusnya, sudah tak sesering dulu mengirin SMS, tak seperti dulu telpon aku hanya untuk tanya sudah makan atau belum. Dan itu membuatku kesepian, sedih dan bingung. Ku coba terus menghubunginya tapi Jingga terkesan risih sehingga aku memutuskan untuk menunggu dia yang menghubungiku dulu.

Seminggu berlalu tanpa kabar dari Jingga, dan aku gak bisa kalau harus seperti ini terus. Akhirnya ku beranikan diri untuk bertanya padanya, mengapa dia begitu berubah. Namun sakit ketika tidak ada respon darinya, undangan makan siangkupun ditolaknya, undangan nontonkupun juga ditolaknya dengan alasan sibuk. Benar-benar membuatku bertanya-tanya kenapa sebenarnya Jingga.

Malam itu aku mengupdate status di Facebookku, mungkin status itu terlalu ekstrim untuk dibaca, namun itu ungkapan rasa sebalku karena merasa dipermainkan perasaanku oleh Jingga. Kurang lebih seperti ini "Aku tak menyangka begini akhirnya, pertemuan kita yang indah sangat ku sayangkan jika harus berakhir dengan  rasa kecewa karena kau mempermainkan perasaanku. Dan dengan tegas aku katakan aku menyesal pernah bertemu denganmu".
Lima belas menit berselang, tiba-tiba HPku berbunyi tanda ada SMS masuk. Dan ternyata itu dari Jingga, belum ku buka SMSnya aku sudah girang dan loncat-loncat.
Namun apa yang terjadi, seperti inilah isi SMSnya "Statusmu menyakitkanku, aku tau itu status untukku. Aku gak habis pikir kenapa kamu berpikir sejauh itu. Taukah kamu aku hanya ingin jadi sahabatmu tidak lebih dari itu. Aku gak bisa jadikan kamu kekasihku, sungguh itu gak mungkin. Ku harap kamu mengerti dan terima kasih untuk semuanya". Wajah ceria dan berbinar-binarku mendadak redup dan tergantikan dengan air mata, aku gak menyangka kalau semua perhatiannya hanya sebatas itu. Tapi apa maksud dari kata-kata yang dia katakan padaku, dia memberikanku harapan tapi ternyata itu hanyalah palsu. Sakit hatiku, disaat aku terluka oleh kekasihku yang dulu, dia datang mengangkatku tinggi dan kemudian menjatuhkanku sehingga menambah rasa sakit itu.
Aku gak bisa memaafkan Jingga, ini tidak adil. Sungguh tidak adil. Aku benci Jingga, benci Jingga.

To Be Continue ...

Tuhan Sembuhkan Luka Hatiku

Aku sudah lupa berapa kali aku ceritakan cerita ini, mungkin sudah berulang-ulang kali pada bnyak orang, tapi aku merasa belum puas sebelum lebih banyak orang lagi tahu. Ini kesaksianku betapa Tuhan Yesus sembuhkan luka-luka hatiku.


Minggu, 26 Februari 2012
Pagi itu keadaan hati dan pikiranku sangat kacau, kegagalan yang baru saja menimpaku memukulku begitu hebatnya, meski orang lain bilang itu kegagalan biasa tapi itu jadi pukulan tersendiri, dalam waktu bersamaan aku kehilangan seorang yang sudah ku anggap teman karena sesuatu, dan selain itu sms dari keluarga yang menanyakan tentang kabar ujianku juga benar2 membuat aku semakin terpukul. Dan, saat itu SUNNY yang selalu ada buatku mendadak seperti menghilang dan sangat aneh, aku gak tahu harus cerita sama siapa lagi.
Pagi hari yang dingin dan masih terjaga aku dibalik selimut merah yang menghangatkanku setiap istirahat malamku. Sampai akhirnya kuputuskan untuk otak-atik teman setiaq, handphoneku. Sampai akhirnya pesan singkat masuk ke nomerku dan panggilan dari 'seseorang yang harus dapat ucapan terima kasihku', sebut saja Sunny (karena dia seperti  matahari di hidupku, menghangatkanku) di hapeku. Aku berniat ke gereja sore hari karena aku gak mungkin pergi ketemu Tuhan dengan keadaan hati seperti itu. Namun Sunny mendorongku untuk berangkat ke gereja dan ikut ibadah pagi. Aku malas sekali untuk datang, tapi aku gak tau dorongan Sunny ternyata ampuh untuk membuatku berkata "Ya aku ke gereja pagi".

Singkat cerita, datanglah aku di salah satu gereja, tepatnya GBI Betlehem malang di ibadah pagi pukul 06.00 wib. Setelah memuji Tuhan tiba saatnya mendengarkan kebenaran Firman Tuhan, dan seperti biasa sebelum Firman diberitakan anak-anak sekolah minggu maju ke depan dan di doakan oleh bapak pendeta sebelum masuk kelas masing-masing. Setelah anak2 sekolah minggu itu di doakan, lantas pendeta ini, Pdt. Luther Diaz, dari Makasar tidak langgung berdoa namun malah berbica dengan lantang "Roh Kudus suruh saya untuk berdoa buat bapak yang ada di sana (sambil nunjuk salah satu bapak berbaju biru), berdiri bapak (dan kemudian bapak itu berdiri). Majulah ke depan, saya akan doakan bapak" Dan akhirnya diikuti oleh diaken gereja bapak berbaju biru itu maju dan di doakan di depan mimbar oleh pendeta ini. Pendeta ini berdoa dengan lantang seakan-akan bapak ini dalam masalah besar dan memang sepertinya bapak ini memang sedang dalam pergumulan. Setelah bapak ini duduk, adikku yang duduk di sebelah kiriku berkata "wow kok tau ya pendeta itu???" aku hanya tersenyum dan berkata dalam hati: pasti bapak itu udah curhat sama diaken dan diaken cerita ke pendeta itu supaya di doakan.


Namun bener-benar terbukti bahwa Tuhan tahu sampai  kedalaman hati manusia, seakan Tuhan ingin buktikan padaku bahwa itu memang Roh Kudus yang berkerja. Setelah itu, Pdt. Luther ini berkata lagi, "Saudara Roh Kudus berkata lagi pada saya bahwa saya harus doakan saudara-saudari yang datang pagi ini dengan keluhan sakit MIGRAIN DI SEBELAH KANAN, silahkan angkat tangan". Pendeta  itu mengulanginya lagi karena melihat tidak ada yang mengangkat tangan sampai akhirnya ada dua orang ibu yang duduk di depan mengangkat tangan. Kemudian kata pendeta itu lagi "Saudara yang merasa datang dengan keluhan MIGRAIN DI SEBELAH KANAN silahkan angkat tangan, saya melihat ada tiga orang di tempat ini yang harus saya doakan". Dalam hati kecilku, ini kebetulan aja ada orang yang memang sakit migrain. Namun kemudian dengan lemas aku pejamkan mata dan tanpa terasa tangan kananku terangkat.
Ya aku memang menderita Migrain ini sudah cukup lama dan parah, sudah dari SMA, aku lupa tepatnya kapan antara kelas X dan kelas XI. Ketika kambuh, sakit ini sangat luar biasa sakitnya, bahkan aku bisa menarik2 rambutku sampai benar2 terasa sakit karena aku gak bisa tahan migrain ini. Dan bayangkan itu hampir setiap hari aku rasakan.Selama hampir 6 tahun sakit ini menyiksaku dengan setianya.
Lalu pendeta ini berkata silahkan maju bagi anda yang mengangkat tangan, saya doakan anda. Namun aku berpikir, aku memang sakit MIGRAIN DI SEBELAH KANAN, tapi saat itu aku gak sedang sakit dan aku gak mau maju, sampai pendeta itu berkata "Adek silahkan maju ke depan".
Singkat kata, majulah aku ke depan, tapi yang maju tidak bertiga tapi berempat. Hati kecilku berkata lagi dengan angkuhnya tuh kan Tuhan ini kebetulan, tadi orangnya bilang tiga tapi yang maju empat kan.
Dan sesampainya di depan mimbar pendeta ini bertanya padaku "Adek yang kanan?" aku mengangguk, kemudian bertanya pada dua ibu yang ada di sebelahku "Ibu, sebelah kanan yang sakit?" dan kedua ibu  itupun berkata "Iya Pak", tapi pada ibu yang satunya lagi pertanyaannya beda "Ibu, apanya yang sakit??" dan ibu itu menjawab "kaki kanan saya". Dan dengan nada tinggi Pdt. Luther berkata "Roh Kudus tidak akan pernah salah, bila Roh Kudus bilang 3 orang maka meamang ada 3 orang". Semakin aku gentar karena merasa semua itu kebetulan.

"Adek, silahkan geser ke kanan dan maju dua langkah. Dan tolong diaken yang wanita satu saja berada dibelakang adek ini" itu kata2 pendeta itu saat memintaku untuk memisahkan diri dari ibu2 yang maju bareng2 tadi. Dengan tegas pendeta ini berkata "Buka kedua tanganmu, jangan pejamkan mata kamu dan tatap mata saya" sambil memberi kode kepada diaken gereja yang ada dibelakangku untuk mendekat.
Setalah kulakukan apa yang dibilang pendeta itu maka berbicaralah pendeta itu dengan menunjuk tepat di wajahku. "Segala ketakutan dan roh-roh intimidasi aku perintahkan di dalam nama Tuhan Yesus keluar dari hatimu, dari hidupmu. Kamu tidak lagi dikuasai oleh rasa takut, kamu akan menang melawan intimidasi itu". Sekali lagi aku berkata dalam hati orang ini gimana sih, yang sakit kepala kok doanya gitu?. Tapi aku kaget ketika pendeta itu berkata lagi "Tatap mata saya, jangan keraskan hatimu dan terima Roh Kudus". Segera aku menatap mata pendeta itu, dan kembali pendeta Luther ini mendoakanku tapi sama sekali tidak medoakan sakitku, beliau seperti mengusir setan dari tubuhku. Sampai akhirnya berkata pada diaken yang di dekatku untuk meletakkan tangannya di dadaku. Kembali hatiku berkata kan becanda lagi ni pendeta, yang sakit kepala yang dipegang dada. Tapi dengan taat ibu diaken menaruh tangan di dada dan mulai mendoakanku, dan saat itu aku buka hatiku dan menangis di hadapan Tuhan.

Sembari aku didoakan maka pendeta itu mendoakan 2 ibu yang sakit migrain tadi namun doanya berbeda, beliau mendoakan agar sakitnya sembuh, aneh kan? sama2 sakit kepala tapi aku didoakan sendiri dan doanya beda pula. Sampai akhirnya semua ibu2 duduk dan tinggallah aku  di  depan dengan diaken yang mendoakanku, kemudian pendeta bertanya "sudah tidak sakit?" aku jawab "tidak" karena memang aku tidak rasa sakit, namun yang bikin saya kaget beliau berkata lagi "percayalah kamu akan sembuh seutuhnya". Belum sempat aku atau maksud pendeta itu, aku sudah disuruh duduk.

Di tempat duduk aku berpikir, bahwa ini bukan kebetulan tapi Tuhan mau tunjukkan bahwa memang Roh Kudus yang bekerja. Kemudian aku berpikir kenapa doanya beda ke aku? dan ternyata Tuhan bilang padaku, bahwa:
aku memang sakit migrain tapi sakit yang ada di hatiku jauh lebih parah dari sakit migrain itu. Sakit di hatiku harus segera disembuhkan karena memang  sangat parah
Dan jujur semua, harus ku akui memang selama ini hatiku bener2 penuh luka, aku emang merasa diintimidasi iblis, setiap hari di hati berkata bahwa aku ini bodoh, aku ini gak baik, aku ini gak pernah bikin bangga orang lain, aku selalu kecewakan orang, aku ini pembuat masalah. Dan setiap hari iblis katakan itu padaku, dan itupun terjadi saat aku masuk ruang ujian compreq, sehingga benar2 bikin aku merasa aku gak bisa dan memang akhirnya aku gagal karena keraguanku. Dan satu lagi aku mengalami trauma yang luar biasa, dan rasa takut yang luar biasa karena aku sering disakiti oleh mantan-mantan aku. Dan itu bikin aku takut, takut sakit hati, takut buka hati untuk orang lain, takut percaya pada orang lain dan takut untuk MOVE ON.
Namun saat itu aku minta Tuhan sembuhkan luka hatiku, dan benar aku pulang dengan hati lega dan sukacita, mujizat Allah dinyatakan di hidupku, aku pulang dengan penuh percaya diri, dan penuh optimis. Dan aku bisa bilang pada dunia "HOIII AKU SUDAH MOVE ON, AKU SIAP BUKA HATIKU"
dan ku buktikan tiada yang mustahil saat Roh Kudus bekerja dalam hati kita.
Percaya pada Yesus karena Dialah yang membalut luka hatimu.

Terima kasih Sunny, kamu dipakai Tuhan untuk mendorongku ke gereja pagi, makasih untuk Ichak yang ngajak aku ke gereja pagi, makasih pendeta Luther Diaz buat doanya dan ketaatannya pada Roh Kudus, terima kasih buat ROH KUDUS.
Puji Tuhan, sgala kemulyaan hanya bag Tuhan Yesus Kristus

Love Never Fails You

Love is not proud
Love does not boast
Love after all
Matter the most
Love does not run
Love does not hide
Love does not keep locked inside
Love is the river flows through
Love never fails you

Love will sustain
Love will provide
Love will not cease at the end of time
Love will protect
Love always hopes
Love still believes when you don't
Love is the arm that are holding you
Love never fails you

When my heart won't make a sound
When I can't turn back around
When the sky is falling down
Nothing is greater than this
Greater than this

Love is right here
Love is aliave
Love is the Way, the Truth, the life
Love is the river flows through
Love is the arm that are holding you
Love is the place you will fly to
Love never fails you














JINGGA (Dia Adalah Kamu Yang Aku Cari)

Semuanya berawal dari sebuah pertemuan yang tidak pernah kuharapkan jika aku tahu akhirnya. Pertemuan yang tidak disengaja dan tidak pernah terpikirkan olehku. Sebuah paksaan mengenalnya dan menjadi seseorang yang dekat dengannya..
Dia cakep, semua orang tahu itu. Dia manis sekali, lagi-lagi semua orang tahu itu. Dan aku tahu dia sadar bahwa dia nyaris sempurna, di mataku.
Mengenalnya sebuah anugerah bagiku, karena aku bisa merasakan apa yang tidak pernah aku rasakan sebelumku mengenalnya.
Semua perhatian yang dia berkan padaku membuatku menginginkan dia lebih. Karena aku yakin saat itu dia yang akan menutup luka batinku.
"Sudahlah jangan menangis, ini pundakku kalo kamu ingin menangis". Oh my God, itu kata manis yang terucap darinya malam itu, saat dia tahu air mataku menetes. "Tapi..." jawabku pelan. Tanpa berkata apa-apa Jingga menarik kepalaku dan menyandarkannya di pundaknya, dia mengijinkanku menangis, tanpa berkata apapun dia memberiku waktu untuk menenangkan diriku sendiri.
Dia tahu bahwa ketika aku sedih, galau yang kubutuhkan hanya teman tanpa suara, bukan teman yang mengejarku dengan pertanyaan atau berusaha menenangkanku dengan apa yang terucap dari bibirnya. Dia tahu apa yang aku butuhkan saat seperti itu, dia seperti begitu mengenalku, padahal hanya satu bulan terakhir ini kami saling mengenal.
Malam itu aku semakin yakin bahwa dia adalah kamu yang ku cari, Jingga.

Setelah puas aku menangis aku berkata pelan padanya "Jingga, terima kasih pundaknya, aku merasa lebih baik, terima kasih waktunya, aku merasa lebih baik". Jingga hanya tersenyum, sambil menatap mataku tajam seolah berkata padaku "kamu harus kuat jalani ini", dan tatapan itu hanya ku balas dengan senyuman.
Ditengah perjalan pulang, aku menetapkan hati untuk menjatuhkan pilihanku padanya, mungkin terlalu cepat aku memutuskan, tapi semua yang dia lakukan padaku itu ku anggap tanda dari-Nya.
Hari semakin hari, rasa itu semakin kuat, perlakuannya padaku semakin membuatku yakin akan pilihanku menCINTAi dia.
Aku berharap hari-hari bersamanya berjalan lambat selambat-lambatnya, karena aku tahu mungkin moment ini tak akan terulag kembali.
Hingga akhirnya hari itu tiba, dimana aku harus merelakan aku da dia terpisah jarak dan waktu.
Namun aku tetap percaya bahwa Jingga, dia adalah kamu yang aku cari.

To Be Continue . . .