RSS

JINGGA (Dia Adalah Kamu Yang Aku Cari)

Semuanya berawal dari sebuah pertemuan yang tidak pernah kuharapkan jika aku tahu akhirnya. Pertemuan yang tidak disengaja dan tidak pernah terpikirkan olehku. Sebuah paksaan mengenalnya dan menjadi seseorang yang dekat dengannya..
Dia cakep, semua orang tahu itu. Dia manis sekali, lagi-lagi semua orang tahu itu. Dan aku tahu dia sadar bahwa dia nyaris sempurna, di mataku.
Mengenalnya sebuah anugerah bagiku, karena aku bisa merasakan apa yang tidak pernah aku rasakan sebelumku mengenalnya.
Semua perhatian yang dia berkan padaku membuatku menginginkan dia lebih. Karena aku yakin saat itu dia yang akan menutup luka batinku.
"Sudahlah jangan menangis, ini pundakku kalo kamu ingin menangis". Oh my God, itu kata manis yang terucap darinya malam itu, saat dia tahu air mataku menetes. "Tapi..." jawabku pelan. Tanpa berkata apa-apa Jingga menarik kepalaku dan menyandarkannya di pundaknya, dia mengijinkanku menangis, tanpa berkata apapun dia memberiku waktu untuk menenangkan diriku sendiri.
Dia tahu bahwa ketika aku sedih, galau yang kubutuhkan hanya teman tanpa suara, bukan teman yang mengejarku dengan pertanyaan atau berusaha menenangkanku dengan apa yang terucap dari bibirnya. Dia tahu apa yang aku butuhkan saat seperti itu, dia seperti begitu mengenalku, padahal hanya satu bulan terakhir ini kami saling mengenal.
Malam itu aku semakin yakin bahwa dia adalah kamu yang ku cari, Jingga.

Setelah puas aku menangis aku berkata pelan padanya "Jingga, terima kasih pundaknya, aku merasa lebih baik, terima kasih waktunya, aku merasa lebih baik". Jingga hanya tersenyum, sambil menatap mataku tajam seolah berkata padaku "kamu harus kuat jalani ini", dan tatapan itu hanya ku balas dengan senyuman.
Ditengah perjalan pulang, aku menetapkan hati untuk menjatuhkan pilihanku padanya, mungkin terlalu cepat aku memutuskan, tapi semua yang dia lakukan padaku itu ku anggap tanda dari-Nya.
Hari semakin hari, rasa itu semakin kuat, perlakuannya padaku semakin membuatku yakin akan pilihanku menCINTAi dia.
Aku berharap hari-hari bersamanya berjalan lambat selambat-lambatnya, karena aku tahu mungkin moment ini tak akan terulag kembali.
Hingga akhirnya hari itu tiba, dimana aku harus merelakan aku da dia terpisah jarak dan waktu.
Namun aku tetap percaya bahwa Jingga, dia adalah kamu yang aku cari.

To Be Continue . . .

0 komentar:

Posting Komentar