RSS

Karena Bahagia Itu Pilihan, Maka Aku Memilih Untuk Bahagia

Hidup ini adalah tentang sebuah pilihan. Setiap hari kita selalu dituntut untuk memilih. Memilih untuk bangun atau tetap rebah di tempat tidur saat jam  dinding menunjukkan pukul 7 pagi. Memilih sarapan dengan telur dadar atau nasi pecel. Memilih kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk menghabiskan hari. Semua perlu pilihan kita, dan setiap pilihan ada konsekuensi yang harus ditanggung.
Menjadi bahagia juga merupakan sebuah pilihan, bukanlah sebuah takdir ilahi. Perlu keberanian untuk memilih menjadi bahagia, tidak sekedar ingin namun melakukan sesuatu untuk menjadi bahagia.

Dan aku memilih menjadi wanita yang bahagia, karena aku tahu hidup di dunia hanya sekali dan kenapa kesempatan itu tidak digunakan sebaik-baiknya?? karena bahagia adalah pilihan maka aku memilihnya.
Aku bukanlah seorang yang 'beruang' aku juga bukan dari keluarga 'kongklomerat' tapi aku pasti bisa bahagia. Aku memiliki sepasang mata untuk melihat, dua tangan untuk bekerja, dua kaki untu berjalan, sepasang telinga untuk mendengar dan semua organ tubuhku lengkap dan berfungsi sebagaimana mestinya, bukankah itu sudah cukup menjadi alasan untuk bahagia?? belum lagi aku memiliki keluarga yang utuh, orang tua dan adikku sangat menyayangiku, aku memiliki sahabat-sahabat yang banyak dan juga sayang padaku, masihkah kurang menjadi alasan untuk bahagia?? aku memiliki rumah mungil yang bisa meneduhkanku kala hujan dan panas, aku memiliki ranjang yang nyaman untuk aku beristirahat, apakah belum cukup juga?? dan satu lagi aku memiliki kesempatan menjadi bahagia itulah alasan terbesar kenapa aku memilih untuk bahagia.

Bahagia bukan dari 'krincingan' emas yang berlimpah, bahagia bukan dari nominal yang banyak di buku tabungan. Tapi bahagia dari diri sendiri. Kesanggupan unntuk bahagia adalah ketika kita sanggup untuk bersyukur atas semua yang telah ada, yang sedang ada dan yang akan ada. Memang kita semua memiliki mimpi untuk menjadi lebih baik, namun kebahagiaan kita tidaklah tergantung tinggi pada mimpi itu, karena ketika kita gantungkan kebahagiaan kita disana maka ketika semuanya mimpi itu hilang menjadi kenyataan maka frustasi dan depresi yang tersisa.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa hidup ini bak roda sepeda yang terus berputar. Terkadang posisi kita tepat berada di atas dan kita bisa tersenyum, namun ada kalanya hidup kita akan menjadi paling bawah di antara yang lain sehingga membuat kita menangis dan sedih. Namun apakah itu menjadi penghalang untuk kita tersenyum? TIDAK jawabku. Kita masih bisa memilih untuk tersenyum dan bahagia saat masa itu datang dalam hidup kita suatu hari. Dan dari senyum serta pikiran positif itu maka kita mempunyai alasan untuk bahagia dan tidak menyerah.


Aku teringat tentang cerita seorang bapak yang buta saat usianya 19 tahun, usia dimana dia seharusnya bahagia dengan aktivitas, pergaulan dan semuanya, namun dalam waktu sekejap semuanya terenggut. Seandainya aku dihadapkan dalam situasi seperti itu, aku pasti akan menangis, berontak dan tak terima. Namun apakah semua itu bisa merubah keadaan?? sekali lagi TIDAK jawabku. Yang akan merubah keadaan adalah semangat bapak itu untuk bahagia, mungkin dia tetap dalam kegelapan namun hatinya akan terang dan penuh kebahagiaan. Tidak mudah menerima kenyataan, tapi akan mudah untuk tersenyum dan memilih mejadi bahagia. Nyatanya, saat ini bapak itu memiliki keluarga yang utuh dan bisa bahagia, itu semua karena bapak itu memilih untuk bahagia.


Energi positif dari pkiran positif adalah senyuman dan senyuman itu akan mejadikan kita merasa bahagia. Memandang segala sesuatu dari segi positif akan membuat kita merasa bahagia. Bahagia bukan berarti tidak bisa menangis atau sedih tetapi bahagia adalah kita bisa segera bangkit saat tangisan berhenti dan segera tersenyum saat kesedihan terlalu menyiksa.
Selamat menikmati hidup dan pilihlah bahagia dan senyuman untuk mewarnai hidupmu. Percayalah Tuhan tidak pernah tidur untuk selalu menjaga dan membuatmu menjadi manusia yang special di mata-Nya.
Bagi senyumnya dulu dooonnnnkkkkk..........

0 komentar:

Posting Komentar